Kamis, 02 April 2009

- berpuasa dan metabolisme logam berat, arsenik

Jutaan orang di beberapa negara terbelakang di dunia ini terpapar terhadap kadar arsenik yang tinggi melalui air minum yang terkontaminasi. Banyak dari mereka yang terpapar juga berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, dimana mereka tidak minum atau makan di siang hari. Tetapi efek berpuasa terhadap metabolisme arsenik belum diketahui sampai sekarang.

Keterpaparan jangka panjang terhadap arsenik dalam air minum diketahui menyebabkan kanker kulit, paru-paru, kandung kemih dan ginjal serta menyebabkan perubahan-perubahan pada kulit seperti pigmentasi dan penebalan kulit. Terjadinya kanker yang disebabkan oleh keterpaparan arsenik diyakini tergantung pada faktor makanan dan gizi, yang bisa mempengaruhi metabolisme arsenik.

Parvez Haris di Universitas De Montfor, Leichester, dan rekan-rekannya meneliti efek berpuasa terhadap bagaimana arsenik diekskresikan dalam urin. Mereka menggunakan sekelompok relawan di Inggris yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Para relawan ini dipaparkan terhadap air yang mengandung arsenik tetapi tidak sampai mencapai level kontaminasi. Mereka memberikan sampel urin yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari, pada awal puasa di hari tersebut, dan saat matahari terbenam ketika mereka telah berbuka puasa.

Haris dan rekan-rekannya menganalisis sampel-sampel urin tersebut dengan menggunakan teknik spektrometri massa dan menemukan bahwa total kadar arsenik pada awal dan akhir waktu berpuasa tidak berubah signifikan. Akan tetapi, salah satu spesies arsenik yang sangat toksik, metilarsonat, ditemukan lebih sering pada sampel yang diambil di sore hari dibanding yang diambil di pagi hari.

Haris menyebutkan hasil ini menunjukkan bahwa berpuasa merubah bagaimana tubuh memetabolisasi arsenik, sehingga mendukung penghilangan spesies arsenik paling toksik yang ada dalam tubuh.

Karena dalam penelitian ini sampel air yang digunakan mengandung kadar arsenik di bawah level kontaminasi, Haris akan meneliti bagaimana berpuasa mempengaruhi metabolisme arsenik pada orang-orang yang terpapar terhadap kadar arsenik yang tinggi di negara-negara seperti Bangladesh dan India.

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/

Tidak ada komentar: